Fenomena poliamori—hubungan romantis yang melibatkan lebih dari dua orang dengan persetujuan semua pihak—semakin sering menjadi sorotan publik. Salah satu kasus yang menarik perhatian adalah keluarga Kel Macettare dan Bruno Cordisco, yang menjalani kehidupan poliamori dengan pasangan masing-masing dalam satu rumah, bersama dua anak mereka. Kisah mereka menimbulkan berbagai reaksi, mulai dari kekaguman hingga kritik tajam.
Apa Itu Poliamori?
Definisi dan Konsep Dasar
Poliamori berasal dari kata Yunani “poly” (banyak) dan Latin “amor” (cinta), yang berarti “banyak cinta”. Dalam praktiknya, poliamori adalah hubungan romantis yang melibatkan lebih dari dua orang, dengan persetujuan dan keterbukaan dari semua pihak yang terlibat. Berbeda dengan perselingkuhan, poliamori menekankan pada kejujuran, transparansi, dan komunikasi yang intensif antar pasangan.
Poliamori vs. Poligami
Meskipun terdengar mirip, poliamori dan poligami memiliki perbedaan mendasar. Poligami biasanya merujuk pada praktik menikahi lebih dari satu pasangan secara sah, sering kali dalam konteks budaya atau agama tertentu. Sementara itu, poliamori tidak selalu melibatkan pernikahan dan lebih berfokus pada hubungan emosional dan romantis yang terbuka dan konsensual.
Kisah Keluarga Kel dan Bruno
Latar Belakang
Kel Macettare (41) dan Bruno Cordisco (42) telah menikah selama hampir dua dekade dan memiliki dua anak: Henry (19) dan Hector (13). Awalnya, mereka menjalani kehidupan monogami. Namun, seiring waktu, mereka merasa hubungan mereka membutuhkan penyegaran dan memutuskan untuk membuka diri terhadap konsep poliamori.
Integrasi Pasangan Baru
Kel kini menjalin hubungan dengan Diego Machado, yang tinggal bersama mereka di rumah. Sementara itu, Bruno berpacaran dengan Jennifer de Faria, yang rutin datang setiap akhir pekan. Kehadiran pasangan baru ini tidak hanya diterima oleh Kel dan Bruno, tetapi juga oleh anak-anak mereka. Mereka semua tinggal di bawah satu atap, berbagi tanggung jawab rumah tangga, dan menjaga komunikasi yang terbuka.
Dinamika Kehidupan Sehari-hari
Dalam kehidupan sehari-hari, mereka membagi tugas rumah tangga secara adil. Bruno biasanya memasak dan berbelanja kebutuhan sehari-hari, sementara Jennifer membantu dalam tugas-tugas ini. Kel bertanggung jawab untuk membersihkan lantai. Anak-anak mereka juga memiliki tanggung jawab masing-masing: Henry mencuci piring, dan Hector membersihkan kotoran kucing, membuang sampah, dan mengelap wastafel.
Reaksi Publik dan Kontroversi
Dukungan dan Kritik
Kisah keluarga ini mendapatkan perhatian luas dari publik. Beberapa orang memuji keberanian mereka dalam menjalani kehidupan yang autentik dan terbuka. Namun, tidak sedikit pula yang mengkritik pilihan mereka, terutama karena melibatkan anak-anak dalam dinamika keluarga yang tidak konvensional.
Tantangan Sosial dan Budaya
Poliamori masih dianggap tabu di banyak budaya, termasuk di Indonesia. Kehidupan keluarga Kel dan Bruno menantang norma-norma sosial yang telah lama dipegang. Mereka menghadapi stigma dan prasangka dari masyarakat sekitar, yang sering kali tidak memahami atau menerima konsep poliamori.
Perspektif Psikologis dan Sosial
Dampak pada Anak-anak
Salah satu kekhawatiran utama adalah dampak kehidupan poliamori terhadap anak-anak. Namun, dalam kasus keluarga Kel dan Bruno, anak-anak mereka tampaknya menerima dan menyesuaikan diri dengan situasi tersebut. Mereka dilibatkan dalam komunikasi terbuka dan diajarkan untuk memahami serta menghormati pilihan orang tua mereka.
Kesehatan Mental dan Emosional
Menjalani kehidupan poliamori memerlukan komunikasi yang intensif dan keterbukaan emosional. Semua pihak harus mampu mengelola perasaan seperti cemburu dan ketidakamanan. Dalam keluarga Kel dan Bruno, mereka menekankan pentingnya komunikasi yang jujur dan saling menghormati untuk menjaga keseimbangan emosional dalam hubungan mereka.
Kesimpulan
Kisah keluarga Kel dan Bruno menyoroti kompleksitas dan tantangan dalam menjalani kehidupan poliamori. Meskipun mereka menghadapi kritik dan stigma dari masyarakat, mereka berhasil menciptakan lingkungan yang penuh cinta dan dukungan bagi semua anggota keluarga. Kisah mereka membuka diskusi tentang berbagai bentuk hubungan dan keluarga, serta pentingnya keterbukaan dan toleransi dalam masyarakat yang semakin beragam.
Salah satu kekhawatiran utama adalah dampak kehidupan poliamori terhadap anak-anak. Namun, dalam kasus keluarga Kel dan Bruno, anak-anak mereka tampaknya menerima dan menyesuaikan diri dengan situasi tersebut. Mereka dilibatkan dalam komunikasi terbuka dan diajarkan untuk memahami serta menghormati pilihan orang tua mereka